Diberdayakan oleh Blogger.

Sinopsis Hwarang The Beginning Episode 1 Bagian Pertama

Advertisemen
Sinopsis Hwarang The Beginning Episode 1 Bagian Pertama - “Sekitar 1. 500 th. waktu lalu, Sepanjang th. ke-12 Raja Jinheung, Silla yaitu yang paling kecil serta terlemah.. Dari Tiga Kerajaan. Raja Muda Jinheung terasa hidupnya dalam bahaya... Lantaran ketidakstabilan di otoritas kedaulatan-Nya. Ia hidup dalam persembunyian. Queen Ji menadi, ratu bupati, Menyatukan pria yang indah untuk bikin mereka hari esok Silla, sebagai memberdayakan takhta. ”

 Sinopsis Hwarang The Beginning Episode 1 Bagian Pertama


Seseorang pria dengan ilalang disekelilinnya di tepi danau, Moo Young mengakui bila dianya repot lantaran hari ini yaitu hari pajak jadi memohon supaya pergi saja. Tiga pria didepanya, memberitahukan bila Satu kota tidak bisa mempunyai dua kepala. Moo Young sembari mengaruk-garuk lehernya menyampaikan bila pria itu sebagai kepalanya.
“Apa yang bakal kau kerjakan? ” bertanya si pria aga panik
“ Saya cuma gugup. Ayahku bakal membunuhku bila saya memperoleh permasalahan lagi. Lantas Apakah yg tidak prima, Akubtidak butuh memukulmu, serta Kau dapat.. jadi Kepala atau memimpin, atau apapun. Jadi pergilah. ”kata Moo Myung untuk selekasnya pergi.
“Ibumu menyampaikan untuk tidak namamu saat dia meninggalkan kau. Jadi tambah baik kau hidup seperti halnya orang mati jadi hentikan membuatku kesal! ” ucap si pria.

Moo Myung mengeluh bila tidak dapat bikin dianya jadi enjoy sesaat saja, lantas keluarkan suatu hal dari saku pakaiannya, topiknya cemas lihat Moo Myung mengambil satu dadu yang disimpanya, serta bakal mengambil keputusan apa yang perlu dikerjakan dengan itu.
Pada akhirnya Moo Myung melempar dadunya serta tampak sisi atas adlah " Memukul hidung. " Menurut dia Ini yaitu hari keberuntungan ketiganya. Rekan si pria menyuruh menyerang lebih dahulu. Sesaat Moo Myung memikirka bakal memukulnya, waktu itu mendadak rasakan pandanganya buram serta kepalanya pening seperti halnya sangat lama di atas cahaya matahari.
Si pria coba melawanya, namun Moo Myung lebih dahulu jatuh pingsan. Si pria serta beberapa rekanya tampak bahagia lantaran terasa telah dapat menaklukkan Moo Myung, mendadak terdengar teriakan dari arah belakang.
“Jangan menyentuhnya, itu bakal membuat kamu memperoleh balasanya” teriak Mak Moon dengan style kuda-kuda siap melawan membela Moo Myung.

Namun selanjutnya yang berlangsung, Mak Moon terkena injakan serta pukulan dari tiga pria dengan muka terluka. Tampak tangan Moo Myung sedikit bergerak serta mendadak telah berdiri tegak menyuruh mereka berhenti. Ketiganya kaget lihat Moo Myung dapat tersadar lebih cepat. Mak Moon mengadu bila ketiganya memukulinya terus-terusan.
Moo Myung meyakinkan lebih dahulu kondisi topiknya, Mak Moon memohon supaya topiknya janganlah membunuhnya. Ketiganya cemas bila Moo Myung mungkin membunuhnya, Moo Myung menghina bila kalau semuanya tentu kaget lantas menyuruhnya untuk lari. Semuanya tetaplah diam seperti halnya kebinggungan.
“Aku... Menyampaikan, " Lari! " ” kata Moo Myung, pada akhirnya ketiganya juga lari serta Mak Moon dan Moo Myung segera mengubernya.

Kejar-kejaran di rimba juga berlangsung, Mak Myung menguber ketiganya lebih dahulu serta tidak pernah untuk menebarang jembatan kayu. Tiga orang pria itu berniat menjatuhkan jembatan serta menghina Mak Myung supaya menebarang saja serta mendekati mereka. Pada akhirnya Moo Myung tidak dapat menyeberang pilih untuk membalikan tubuhnya.
“Tapi apa julukannya lagi? ” bisik satu diantara pria diseberang jalan.
“Dia yaitu “The Dog-Bird. ” Mereka menyampaikan dia seperti halnya anjing... Serta seperti halnya burung. ” Terang si pria
Waktu itu Moo Myung yang telah berbalik arah, lari seperti anjing serta terbang menyebrangi sungai seperti seseorang burung. Ketiganya melonggo kaget lihat Moo Myung yang dapat mendekati mereka tanpa ada memakai jembatan.

Satu pakaian ratu digantung dalam ruang, Seseorang wanita barusan usai mandi serta dibantu sebagian pelayan untuk hiasi diri, penjepit rambut disematkan pada rambutnya yang terurai panjang. Baju kerajaan juga digunakan olehnya, dia yaitu Ratu Ji So, ibu dari Raja Jinheung
Pria dengan baju kotor duduk dalam penjara, sekali memukul nyamuk di lehernya serta menginginkan memakanya, namun waktu itu seorang masuk kedalam ruang sel tahanya. Si pria menyampaikan bila Wi Hwa Kong mesti melindungi rasa hormatnya. Hwa Kong mengangguk tahu.

Ratu Ji menjumpai Hwa Kong dengan tidak yakin bila seseorang sahabat raja sebelum ini yang dikurung ditempat seperti halnya ini. Hwa Kong terasa bila raja paling akhir serta ia tak selesai pada catatan yang baik, lantas bercerita pernah berjumpa dengan dengan satu diantara selirnya.
“Itu penyebabnya beberapa orang menuduhku lakukan kekeliruan. ” Kata Hwa Kong
“Kau tak mesti senang dengan Kerajaan Sacred ini. ”ucap Ratu Ji (Kerajaan Sacred bermakna negara suci. Hal semacam ini merujuk pada Silla.), Hwa Kong tertawa mendengarnya.
“Ini yaitu negara dimana seseorang ibu menendang keluar anaknya sendiri. Ini yaitu tempat dimana seseorang ibu menggunakan 10 th.... Sebagai bupati serta masihlah tak dapat menyerah keserakahan Sudah pasti, saya tak suka dengan itu.. ” Ungkap Hwa Kong menyindirnya.
Ratu Ki juga memohon supaya Hwa Kong memberitahukan apa yang ada dibenakya saat ini, Hwa Kong mendengar kalau Yang Mulia itu Begitu cerah serta cerdas Tetapi, menurut dia itu cuma isu lantas menguap serta terasa begitu capek.

“Kenapa kau selalu menyampaikan hal yang sama berulang? Jadi Apa yang kau menginginkan? ” kata Hwa Kong
“Aku merencanakan untuk menyatukan sekumpulan pengawal kerajaan... Yang bakal membuat perlindungan Raja dengan kehidupan mereka. ” Ucap Ratu Ji, Hwa Kong tertawa mendengarnya lantas berkomentar bila itu yaitu inspirasi yang baik
“Para petinggi sudah di ambil semuanya tentara di luar kerjaannya. Jadi Siapa yang ingin berdiri untuk Raja? Apakah Yang Mulia memperolehnya dari Baekje Atau mungkin saja Goguryeo? ” kata Hwa Kong tertawa
“Aku merencanakan untuk merekrut anak-anak petinggi serta menginginkan kau melatih mereka. Bukannya bapak serta keluarga mereka, namun Saya menginginkan mereka jadi setia Pada Raja serta Takut pada kerajaan” tegas Ratu Ji
Hwa Kong jadi seperti halnya tidak meyakini bila Ratu Ji dapat memercayakan lakukan itu. Ratu Ji ajukan pertanyaan apakah Hwa Kong tidak menginginkan dianya mundur lantaran jika sukses melakukanya jadi dengan suka hati bakal menyerahkan tahta. Hwa Kong cuma tersenyum mendengarnya.

Moo Myung serta Mak Moon duduk di bawah pohon, Mak Moon terasa bila telah menyampaikan sebelum ini bila mereka itu semestinya tinggal di ibukota. Moo Myung menghina bila Mak Moon dapat tertawa sesudah terima pukulan.
“Selama saya dapat hingga ke ibukota, saya bisa memakai ini untuk menemukannya. ” Ucap Mak Moon tertawa.
“Itulah penyebabnya kita mesti pergi ke perbatasan besok, Tak perduli apa pun itu. Kau Janganlah lari lagi. ” Kata Moo Myung jengkel memukul topiknya. “Jika beberapa orang seperti halnya kita pergi perbatasan, Mereka bakal menembak panah serta melemparkan tombak pada kita. Lantas Leher kita bakal dipotong” kata Mak Moon ketakutan. Moo Myung juga menyuruh topiknya berhenti saja bicara mengenai ibukota.
“Itu yaitu rumahku, Tempat itu yaitu dimana bapak, ibu serta adikku tinggal berbarengan. Saya bakal memakai ini untuk temukan ayahku Serta memperoleh jati diriku kembali. ” Ucap Mak Moon dengen memberikan kalung dengan berbuntut runcing seperti halnya tanduk dilehernya.
“Yahh.. memanglah.. kalung itu yang bakal membantumu temukan mereka. ” Ejek Moo Myung.

Mak Moon dengan jengkel menyampaikan bila itu satu diantara panduannyad an topiknya itu tidak tahu apa pun, lantas meyakinkan bila Mok Myung betul-betul bakal membantunya. Moo Myung terasa bakal mengonsumsi saat sekurang-kurangnya 100 hari untuk topiknya untuk masuk kedalam serta Juga, bakal pergi ke mana juga yang dinginkan bila itu pergi ke ibu kota.
“Kita semuanya manusia... Kenapa mereka melarang kelas bawah dari masuk? ” ucap Moo Myung lihat ibu kota dari atas bukit. Mak Moon menghina topiknya itu memanglah “Dog-Bird. ” Terasa heran lantaran tidak ada yang ditakutinya.
“Hanya mereka yang mempunyai suatu hal sangat banyak yang terasa ketakutan. Bila kau tak mempunyai apa-apa, kau tidak bisa mempunyai rasa takut. ” Ucap Moo Myung lantas teringat dengan pajak serta bergegas pergi.

Keduanya jalan kembali kerumah dengan mengintip lebih dahulu serta Mak Myung terasa bila mereka datang belum lantas duduk didepan pintu tempat tinggal mengambil air bila tidak ada orang.
Mendadak satu panah menacap pas didepan muka Moo Myung, seseorang pria bernama Woo Reuk telah melepas panahnya terasa Susah untuk memperkirakan dimana bakal temukan Moo Myung mati. Moo Myung menjerit cemas lantaran nyaris membunuhnya.
“Aku katakan. Hal semacam ini nasibmu... Jadi Matilah disini dalam damai. ” Kata Woo Reuk telah siap melepas panahanya, Mak Moon memohon supaya tenang namun Woo Reuk makin mendekat siap untuk melepas panahnya.
“Apakah kau pernah bertanya-tanya kenapa ibumu meninggalkanmu disini? Tak ada satu yang bakal menyambutmu didunia ini. Jadi Tersebut kenapa Anda tak mempunyai nama. ” Ucap Won Reok.

“Kau sudah menyampaikan kalau sepanjang 10 th.. ” Teriak Moo Myung cemas memohon supaya Won Reok tidak bercanda.
Won Reok kembali melepas panahnya dengan pas ada selain muka Moo Myung. Mak Moon yang memandangnya betul-betul ketakutan. Moo Myung memohon supaya Won Reok menghentikanya, Woo Reok menyatakan bila tak mempunyai cukup untuk membayar pajak, jadi Tetangganya bakal dipukuli karenanya.
Moo Myung namun serta mempunyai argumen, Woo Reok terasa bila itu yang senantiasa jadi argumenya, serta menginginkan melepas panahnya. Moo Myung berupaya menghindar serta sedikit melayang namun ujung dari panahnya jadi tentang kepalanya serta pada akhirnya jatuh pingsan.

Keduaya melalui satu tempat tinggal serta mengambil sebagian baju yang dijemur serta segera mengantinya, kemudian pergi ke pasar dengan tampilan yang tidak sama. Moo Myung lihat style baju Mak Mook saat ini seperti halnya dari ibukota. Mak Mook dengan bangga bila mereka itu tentu begitu mujur. Keduanya seperti halnya terasa aneh di tempat yang tidak sama dengan rumah mereka dengan adanya banyak wanita serta pendagang dengan baju rapi.
“Aku tidak paham tempat seperti halnya nyatanya memanglah ada, Lantas apa yang perlu kita kerjakan saat ini? ” ucap Mak Moon binggung.
“Kita mesti temukan keluargamu dengan kalung itu. ” Kata Mo Myung mendadak mendengar nada perut yang begitu keras.
Moo Myung hingga tutup telinganya terasa begitu malu mendengarnya lantas pilih untuk pergi, Mak Moon tertawa dengan berpura-pura bila topiknya itu yang lapar serta bergegas pergi.

Di satu tempat
Terdapat beberapa orang yang berkumpul serta A Ro dengan muka serius menyampaikan Satu orang tak dapat mati demikian gampang. Seseorang pria juga ajukan pertanyaan dengan muka cemas apa yang bakal berlangsung setelah itu. A Ro menyampaikan Wanita yang nyaris tak selamat, Mengambil keputusan untuk menarik tahi lalat dibawah matanya.
“Dia mengambar tahi lalat serta Tak ada yang dapat mengenalinya. ” Kata A Ro, diam-diam Maek Jong yang ada didekatnya mendengar narasi A Ro. Sebagian orang terasa itu bila tidak mungkin saja.

“Jangan meragukanku bila kau tak pernah mengerjakannya. Bila kau lihat... tahi lalatnya sebesar ujung jari ini, Jadi muka seorang mungkin beralih. ” Ucap A Ro dengan muka meyakini, pria lain juga ajukan pertanyaan apakah wanita itu sukses membunuh pria itu.
“Larut malam, wanita itu... membaringkan kepala pria itu di kakinya... serta menyampaikan ini sembari menatapnya. ” Kata A Ro jalan mendekati seseorang pria berakting seperti halnya wanita yang dicerita.
" Mengapa kau serta saya berjumpa? Mengapa kau cuma menyakitiku? " Apakah saya mencintaimu? Kau ada di dalam diriku. " Ucap A Ro bikin semuanya ketakutan. Maek Jong yang mendengarnya tampak cuma tersenyum menghina.


Maek Jong tampak duduk dengan tutup matanya, satu hembusan kipas menyadarkanya. Pa Oh yang ada didepanya menghinanya bila Maek Jong itu tertidur. Maek Jong seperti halnya tidak menyadarinya, lantas lihat dibelakangnya telah sepi serta hentikan seseorang wanita yang jalan didepanya.
“Dimana wanita yang bercerita satu narasi sebelum ini? Di mana saya dapat menemukannya? ” kata Maek Jong penasaran.

Mak Moon serta Moo Myung pergi ke tempat judi dengan adanya banyak beberapa orang yang berkerumun, keduanya tampak aneh lantaran belum pernah masuk ke tempat dengan keramaian. Pada akhirnya Mak Moon mendekati seseorang pria dengan ajukan pertanyaan apakah ia dapat temukan seorang dengan kalung yang dipakainya.
“Itu tak tampak seperti halnya barang yang umum. Bila anda pergi ke Dayiseo atau Okta, jadi seorang mungkin saja tahu suatu hal. ” Ucap Si pria. Mak Moon seperti halnya tidak tahu di mana tempat itu.
“Kau bukanlah datang dari sini, kan? Jadi Kau datang darimana? ” kata si pria yang tengah duduk didepan meja judi dengan pisaunya, Mak Moon mengakui bila ia datang dari ibu kota sesaat Moo Myung diam-diam mencermati dari balik topi capingnya.

Si pria tampak tidak memperdulikan lagi, lantas kembali lakukan judi dengan memohon yang Lebih tinggi serta bakal mempertaruhkan semua. Pada akhirnya dadu juga dikocok akhirnya si pria dapat menang. Pria yang didepanya mengak bila bakal mempertaruhkan semuanya keberuntungannya jadi memohon supaya memberi kesempatan tambahan.
“Apa yang bakal kau pertaruhkan kesempatan ini? Bagaimana dengan lehermu? ” ucap si pria menunjuk ke lehernya dengan pisau,
“Beberapa orang memohon leher di dalam ibukota serta Leher anak itu dapat juga. ” Kata Si pria dengan menunjuk si anak yang memegang lengan ayahnya.
Moo Myung di balik topinya berkata bila bakal bermain untuk taruhan itu. Si pria ajukan pertanyaan apakah Moo Myung mempunyai duit, Moo Myung menyampaikan bila yang dikehendaki leher, jadi ia bakal memberi lehernya sebagai taruhan. Mak Moon segera menarik si anak supaya menjauh dari pria brengsek.
“Kau cuma lakukan satu permainan. Apakah kau meyakini? ” ucap Moo Myung menantang.
“Baiklah. Bila kau menang, Saya bakal memberi semuanya yang di kumpulkan hari ini padamu. ” Kata si pria, Moo Myung menampik.
“Jika saya menang, berikanlah juga lehermu padaku. ” Ucap Moo Myung tidak takut.

Keduanya juga sama-sama duduk bertemu, serta dadu juga mulai dikocok. Moo Myung dengan dadu segilima milikinya bertaruh Lebih tinggi. Si pria menancapkan pisaunya dengan menakuti Moo Myung itu betul-betul menginginkan mati serta apakah itu memanglah hasratnya. Waktu bakal buka dadu, Moo Myung menahanya.
“Apakah kau tahu? Anjing penakut menggonggong kurun waktu yang lama. Haruskah kita buka saja bukannya menggonggong? ” kata Moo Myung, Si pria menginginkan tahu siapa sesungguhnya di balik topi itu dengan menahan dadu sebelumnya terbuka.
“Aku... “Dog-bird”” kata Moo Myung, si pria dapat lihat muka Moo Myung dari balik topi, nyatanya seekor anjing kampung dari luar serta ajukan pertanyaan bagaimana carnya masuk dalam ibukota.
Mak Moon tampak cemas serta mengalihkan dengan berteriak supaya selekasnya buka dadunya, dengan mengingatkan bila bertaruh untuk leher mereka. Si pria tampak ketakutan dengan memandang Moo Myung bakal melepaskanya bila pergi saat ini juga.
Moo Myung segera menampiknya dengan senyuman menghina, lantaran tambah baik mati atau hidup serta mengapa mesti menghentikanya, waktu mereka tidak paham siapa yang bakal menang.
“Apakah kau menyampaikan kalau memakai sejenis tipuan? Bila kau begitu sombong, mari kita buka! ” kata Moo Myung yang sebelum ini telah lihat langkah bermain pria itu.
Kebanyakan orang juga yang mendengarnya segera berkomentar bila pria itu bermain curang, pada akhirnya si pria dengan geram segera membalikan mejanya, serta segera berlangsung kegaduhan. Mak Moon serta Moo Myung bergegas pergi untuk kabur, Si pria tidak dapat tinggal diam menyuruh anak buahnya selekasnya menangkap keduanya.

Mak Moon serta Moo Myung lari hindari dari kejaran pria serta anak buahnya, lantas Moo Myung menyuruh Mak Moon supaya lari ke arah yang tidak sama, serta memohon supaya menjumpai dipenginapan yang dekat dengan gerbang istana. Mak Moon mengangguk tahu serta Moo Myung berniat supaya kebanyakan orang mengubernya.
Ia lari ke lorong pasar dengan selalu lari serta coba bersembunyi, anak buah si pria kehilangan jejak Moo Myung dalam pasar, lantas melaporkan bila Moo Myung menghilang seperti halnya hantu. Si pria tampak geram dengan mencengkram pakaian anak buahnya memerintahkan supaya menemukanya bagaimanapun langkahnya.

Di satu cafe jaman silla.
Sebagian wanita repot menyenduh sebagian tanaman dengan menyimpan gelas dibawahnya untuk mengambil sarinya, seperti halnya kopi tetes dizaman saat ini. Seseorang pria, Pi Joo Ki berteriak memohon Teh Krisan serta omija untuk meja tiga. Sebagian pelayan wanita juga mulai menyediakanya.
Waktu itu Joo Ki lihat Hwa Kong duduk dimeja bawah seperti halnya memanggilnya dengan satu jarinya. Joo Ki heran ada apa dengan pelanggannya itu, memikirkan tangannya tengah kesemutan. Hwa Kong kembali memerlihatkan jarinya supaya mendekat.
“Apakah saya mesti pergi padanya waktu dia lakukan itu? ” ucap Joo Ki binggung.


Pada akhirnya Joo Ki menjumpai Hwa Kong ajukan pertanyaan apakah dapat dibantu untuk pelangganya, Hwa Kong ajukan pertanyaan apakah tempat teh ini kepunyaannya. Joon Ki membetulkan serta ajukan pertanyaan balik mengapa bertanya hal semacam itu. Hwa Kong mengakui bila lihat toko lain didepan dengan getaran yang sama.
“Itu yaitu client kami. Kami banyak lakukan usaha dengan mereka. Toko umum disamping kanan itu yaitu toko paling utama kami. Ini yaitu satu merk dagang. ” Terang Joo Ki
“Kau tak tampak demikian kompeten, namun kau bangun usaha dengan baik. Kau cukup memiliki bakat. ” Ungkap Hwa Kong
“Apakah ini satu pujian atau umpatan? ” ucap Joo Ki binggung serta mendadak Hwa Kong menarik kerah pakaiannya.

“Aku tengah mencari suatu hal yang khusus. ” Bisik Hwa Kong, Joo Ki mengeti tujuannya dengan senyumanya.
“Jadi Type wanita seperti halnya apa yang anda gemari? ” bertanya Joo Ki, Hwa Kong menyampaikan bukanlah wanita namun pria
“Apakah kau tahu tiap-tiap pria yang muda serta tampan? ” bertanya Hwa Kong dengan muka serius.

Joo Ki membawa Hwa Kong masuk ke satu ruang tidak sama memberitahukan bila Tempat ini ikuti semuanya tren yang paling baru, bernama Dayiseo serta Siapa saja yang bahkan juga sedikit populer... selanjutnya bakal berhenti di tempat itu, Sebagian sepatu serta beberapa barang antik ada didalamnya.
Sebagian wanita juga berusaha untuk jepitan rambut, Hwa Kong bingung lihat satu dari lubang cermin serta ajukan pertanyaan bagaimana pikirkan hal semacam ini, serta apa nama benda itu lantaran memandangnya kondisi di dalam cuma dengan kaca saja. Joo Ki menerangkan itu penutup yang di buat dari telur, jadi dapat menyebutnya " Eggscope ". Hwa Kong tampak masihlah bingung serta kembali lihat di bagian dalam.

Sebagian guci besar berjejer dengan rapi. A Ro berdiri dengan muka melas. Si pria ajukan pertanyaan apakah A Ro menginginkan pembayaran kembali. A Ro menerangkan lantaran kondisinya begitu jelek sekali jadi memohon supaya membayarnya hari ini. Si pria juga memberi kepingan duit pada A Ro sebagai bayaranya.
“Apa Ini... yaitu pembayaran untuk 3 bln.? ”Ucap A Ro lihat bayarannya.
“Kau mengambil banyak untuk sesaat ini... serta kapanpun kau meminumnya atau menjualnya. ” Kata Si pria
“Aku tak demikian, kau mungkin saja bakal ajukan pertanyaan pada kantor pengawasan pasar. ” Ucap A Ro membela diri.
Si pria juga tidak perduli menurut dia Cuma lantaran memanggilnya " Nona ", bukanlah bermakna dari a keluarga bangsawan. Bahkan juga bila ayahnya yaitu kelompok bangsawan yang tertinggi, Namun ibunya yaitu seseorang petani, jadi strata mereka itu sama juga serta mengumpatnya sebagai pencuri.

A Ro tidak terima menyatakan bila pria itu yang memohonnya serta segera mengambil satu guci serta meminumnya. Si pria cemas memanggilnya menginginkan menyelamatkan gucinya, A Ro selalu meminum yang ada di dalam guci. Si pria memberitahukan bila harga minuman itu begitu maha. A Ro menendang si pria lantaran mengangunya waktu minum.
“Aku bakal mengambil pembayaranku... dalam perutku mulai saat ini. Satu guci alkohol /hari. Jumlahnya bakal jadi 3 guci. ” Ucap A Ro seperti halnya segera mabuk sesudah menengak habis yang ada pada guci.

Pengawal ratu memberitahukan bila ada surat dari Pa Oh, yakni itu mereka bakal melalui gerbang timur pada sekitaran 02 : 00. Ratu Ji tampak geram lantaran mereka berusaha untuk datang tanpa ada izin. Pengawal menyampaikan bila bakal mengawalnya dengan tenang.
Dua buah kuda siap masuk pintu perbatasan, Sam Maek Jong serta Pa Oh dengan muka ditutup kain selekasnya masuk ke pintu perbatasan. Si pengawal serta salah seseorang yang lainya juga telah menanti didepan pintu. Sesudah memberi hormat, Maek Jong juga pergi bersam dengan Pa Oh.

“Apakah itu Yang Mulia? Saya tak pernah punya mimpi berjumpa dia seperti halnya ini. Saya mengagumi akan bagaimana bermartabat dia. ” Ungkap si pria bangga, Pengawal yang mendengarnya segera menarik pedang serta si pria juga jatuh dari kuda serta wafat saat itu juga.

Malam Hari
Moo Myung menaiki dinding pembatas dengan tali serta Mak Moon jalan di bawah. Waktu Moo Myung sukses naik hingga ke atas, Mak Moon tersenyum bahagia memandangnya. Moo Myung coba mengatur nafasnya sesudah memanjat dinding yang tinggi, lantas dikejutkan dengan suatu hal didepanya.
Ia lihat sisi kepala manusia yang digantung, seperti halnya peringatan pada beberapa orang yang berani melalui perbatasan bakal mempunyai nasib yang sama yakni dipenggal lehernya. Mak Moon yang ada di bawah ajukan pertanyaan apakah berlangsung suatu hal, Moo Myung dengan muka ketakutan menyampaikan bila tidak ada.
Pada akhirnya Mak Moon menaiki tali dengan meyakinkan bila cuma ini hanya satu jalan menuju ke ibu kita serta terasa bila Moo Myung itu melakua dengan berniat lantaran langkahnya begitu berat dengan menaiki dingin pembatas yang tinggi. Moo Myung menyuruh diam saja serta tambah baik memanjat lebih cepat.

Mak Mook pada akhirnya hingga di atas, Moo Myung memohon supaya topiknya dapat mengambil nafas dalam-dalam lebih dahulu. Serta Mak Moon segera menjerit kaget lihat banyak kepala yang bergantung. Moo Myung segera tutup mulutnya, menyuruh tidak menjerit lantaran kelak ada orang yang dapat mendengarnya.
“Bagaimana bila kita jadi seperti halnya mereka? ” ungkap Mak Moon cemas, Moo Myung memohon supaya Mak Moon diam
“Moon.. Apakah hasratmu untuk lihat adik Anda? Apakah kau tidak mau memandangnya? ” kata Moo Myung, Mak Moon mengangguk dengan melirik ketakutan bila nasibnya kelak sama juga dengan kepala yang digantung
Moo Myung juga memohon supaya janganlah takut serta selalu jalan. Mak Moon mengakui tidak takut serta baik-baik saja, lantas berupaya melalui tiang yang digantung mayat kepala dengan tutup mata serta bergidik ketakutan.

Bersambung ke Sinopsis Hwarang The Beginning Episode 1 Bagian Kedua
Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Drama Korea - All Rights Reserved - Distributed By Artworkdesign - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger