Diberdayakan oleh Blogger.

Sinopsis Hwarang The Beginning Episode 1 Bagian Kedua

Advertisemen


 Sebelumnya di Hwarang The Beginning Episode 1 Bagian Pertama - A Ro jalan sempoyongan, pria yang memandangnya dapat mencium bau yang begitu menyengat. A Ro tidak yakin bila pria itu berani menyebutnya pencuri, lantas terasa pandanganya bila tanah dibawahnya itu begitu dekat serta memohon untuk menyingkir.
Ia lihat dua anak tengah didepan pedagang kue beras serta segera mengambil sebagian potong segera kabur. A Ro mengubernya namun langkahnya yang sepoyongan membuatnya menabrak seorang serta nyaris terjatuh. Moo Myung segera menahan A Ro supaya tidak terjatuh, keduanya sama-sama memandang serta sepatu A Ro tampak melayang diudara.
Moo Myung binggung lihat tatapan A Ro seperti halnya tidak umumnya, A Ro yang tengah mabuk menatapnya sedikit memincingkan matanya., Moo Myung tidak perduli serta segera melepaskanya demikian saja. A Ro menarik kaki Moo Myung memohon tolong supaya dapat mengambilkan sepatunya, lantaran tak dapat berdiri.
Ia juga menunjuk tempat sepatunya jatuh, Moo Myung seperti halnya masihlah kejar-kejar menyuruh supaya melepaskanya. A Ro memberitahukan bila yaitu hanya satu sepatu yang dipunyainya serta bukanlah keinginan yang susah. Moo Myung tetaplah tidak perduli dengan mendorongnya supaya menjauh. A Ro cuma dapat mengumpat jengkel pada Moo Myung si ular berhati dingin.

A Ro pada akhirnya berdiri coba mencari sepatunya yang lepas. Waktu itu terdengar hentakan suaran kuda yang menyuruh kebanyakan orang untuk minggir. Moo Myung lihat A Ro dibelakang ada ditengah jalan, pada akhirnya dengan sangat terpaksa kembali menyelamatkanya. A Ro kembali memandang muka Moo Myung lebih dekat lagi.
“Apakah ini penyebabnya mereka menyampaikan tidak untuk minumdengan perut kosong? ” gumam A Ro dengan memandang ke arah Moo Myung, sesaat Moo Myung ingn tahu kondisiya.
“Kau begitu tampan. ” Ungkap A Ro yang mabuk, Moo Myung menyatakan bila Ini tak dapat menolong bahkan juga bila kau tak baik-baik saja serta segera melepaskanya, lantas jalan pergi.
“Apakah sesulit itu untuk mengambil sepatuku? Basic tak pengertian. ” Ungkap A Ro jengkel

Pada akhirnya ia jalan di satu tempat tinggal serta segera membaringkan dianya di atas rempah-rempah yang tengah dikeringkan. Didalam terdengar nada jeritan kesakitana, seseorang pria tengah diobati oleh tabib. An Ji Gong menyampaikan bila telah usai lakukan penyembuhanya.
“Itu bakal jadi beresiko bila lukanya jadi lebih dalam. Kau dapat bangun sekarang” kata Ji Gong.
“Penjual keliling sepertiku, memperoleh pukulan serta terluka selama saat. Terima kasih lantaran senantiasa merawatku. ” Ungkap si pria, Ji Gong juga menginginkan tahu mengenai anak itu.
“Itu juga bukanlah dia. Dia tambah lebih muda dari putramu... serta tak pernah tinggal di ibukota. ” Kata Si pria, Ji Gong seperti halnya sedih namun dapat tahu serta mengatakan Terima kasih telah cobanya.
“Aku meyakini kau bakal menemukannya. Tak ada tempat yang... tak kau mencari sepanjang 10 th.. Dia bakal selekasnya nampak. ” Ungkap si pria kembali menggunakan pakaiannya. Ji Gong juga terasa meyakini dengan memandang kosong.

Maek Jong yaitu Raja Silla Ke-24 dengan sebutan “Raja Jinheung” menaiki tangga istana serta jalan masuk tempat umum seseorang raja duduk di singgasana untuk berkerja pada rakyat. Waktu itu terdengar nada dengan suara menyindir “ Mengapa kau mesti datang ke sini” Maek Jong lihat ibunya Ratu Ji adala didepanya.

Sinopsis Hwarang The Beginning Episode 1 Bagian Kedua

Flash Back
Th. ke-27 Raja Bupheung, 11 th. yang lalu

Ratu Ji tengah ada ada dikamar lihat Maek Joo yang tengah tertidur lelap. Waktu itu pelayan datang dengan tergesa-gesa mengemukakan berita, bila Raja telah wafat.
“Apapun yang butuh dikerjakan, jadi Kita mesti membuat perlindungan keturunan Keluarga Kerajaan yang paling akhir. Serta Panggil Pa Oh saat ini! ”kata Ratu Ji dengan pedangnya membuat perlindungan anaknya. Pelayan itu juga keluar kamar serta Pa Oh juga datang menghadap ratu.
“Harap jagalah Putra Mahkota. Kau mesti bikin dia tetaplah hidup. ” Perintah Ratu Ji

Maek Jong lihat ibunya yg tidak beralih sekalipun. Ratu Ji menyatakan bila ajukan pertanyaan mengapa Maek Jang datang ke istana, lantas memikirkan bila berniat datang lantaran tak dapat memercayainya. Maek Jong balik ajukan pertanyaan apakah merasa aneh bila ia ada di istana, namun menurut dia aneh bila hingga dianya tidak ada di istana.
“Masih beberapa orang di ibukota yang menginginkannyawamu. Apakah kau tidak paham kalau kita tak dapat meyakini satupun prajurit atau pekerja yang masuk dalam istana? ” ungkap Ratu Ji
“Bagaimana dapat saya tidak paham? Dengan Dapat jalan-jalan berkeliling serta hidup dengan bebas semua karena perhatianmu. Walau demikian, apakah kau tahu pengucapan ini? Kau dapat menangkap 10 pencuri yang bersembunyi digunung, namun kau tak dapat menangkap satu diantara pencuri di dalam hatimu. Saya telah menggunakan banyak saat dengan beragam hal yang salah, serta cuma memperlajari bagaimana mencurigai orang lain. ” Ungkap Maek Jong.
“Apakah anda takut bila saya berusaha untuk mengambil takhtamu? Apakah kau tak memercayaiku? ” kata Ratu Ji
“Apakah keyakinan yaitu persoalan sesungguhnya? Saya cuma... menginginkan lihat... bagaimana saya memakai takhtaku. Saya terasa seperti halnya itu... Bila tak jadi saya bakal melupakan siapa diriku. ” Ungkap Maek Jong
“Dasar Orang yang lemah, Saya mesti mengambil keputusan kapan kau bakal dikenalkan pada dunia. Hingga saat itu, hiduplah dengan tenang. ” Tegas Ratu Ji

Waktu itu di segi lain, Park Young Sil tahu bila gerbang kota terbuka tadi malam. Ho Kong juga memberitahukan bila Tak ada prajurit yang melindungi gerbang. Young Sil mengartinya seorang masuk dalam kotapada waktu itu.
“Apa yang dibawa oleh Ratu dengan cara diam-diam? Saya fikir dapat mengetahuinya” kata Young Sil memegang satu kalung yang ujungnya serupa dengan punya Mak Moon.
“Apakah kau fikir Raja masuk dalam? ” kata Ho King, Young Sil fikir siapa lagi lantas bertanya-tanya apa yang perlu mereka lalukan saat ini. Ho Kong mengatakn bakal mencari pembunuh bayaran saat ini juga, Young Sil juga bakal lihat kepala siapa yang bakal digulingkan.

Maek Jong tengah duduk dipenginapan sendirian, memegang gelang yang digunakan olehnya. Waktu itu Mak Moon telah menanti di tempat pertemuanya dengan Moo Myung namun topiknya itu belum juga datang serta tampak gelisah mengharapkan aga cepat datang.
Mendadak ia lihat sosok pria berbaju hitam melalui dinding penginapan, dengan muka melonggo binggung tahu bila itu bukanlah Moo Myung yang datang. Si pria berbaju hitam juga masuk ke satu ruang serta lihat seorang berbaring di atas tempat tidur serta segera menusukan pedangnya, namun nyatanya dibalik selimut cuma berisikan bantal.
“Apakah kau pencuri? ” ucap Maek Jong keluar dari persembunyianya. Si pria juga coba memukulnya namun Maek Jong lebih dahulu memukulnya.

“Jika kau bukanlah pencuri, anda yaitu pembunuh bayaran. Kekuatan pedangmu begitu jelek Serta pedangmu berkarat. ” Ucap Maek Jong sukses bikin tangan si pria terpelintir.
“Kau begitu takut membunuh pria yang tengah tertidur Jadi berapakah harga dari nyawaku? Siapa yang bakal tahu? Saya mungkin saja bakal membayarmu kian lebih harga nyawaku. ” Kata Maek Jong
“Dia menyampaikan bila saya membunuh seseorang bangsawan, jadi dia bakal memberi ku tiga karung beras. ” Kata si pria yang telah tercekik lehernya.
Waktu itu Maek Jong melepaskanya serta ajukan pertanyaan Apakah mendengarnya pada Pa Oh, bila imbalanya yaitu 3 karung beras. Waktu itu pengawal ratu yang datang serta bertanya kondisi raja lebih dahulu serta segera membunuh si pria dengan pedang.
Sesaat Mak Moon yang penasaran jalan masuk ke sisi depan penginapan menginginkan tahu yang berlangsung di dalam, sesaat Maek Jong yang lihat pengawal Ratu membunuh si pria segera memandang sinis.
“Dia yaitu seseorang petani yg tidak tahu apa pun. Apakah kau mesti membunuhnya? ” ucap Maek Jong sinis, Pengawal menyampaikan bila pria tadi telah lihat berwajah.
“Siapa yang memikirkan dia bakal membunuh Raja untuk 3 karung beras? ” ungkap Maek Jong
“Itu yaitu perintah Yang Mulia Ratu. ” Kata Pengawal serta waktu itu Pa Oh juga datang lihat seseorang pria yang telah terbunuh dikamar Maek Jong.
“Kau katakan " Perintah Yang Mulia Ratu ". Bila demikian, kau tak miliki pilihan lantaran Kerajaan Suci yaitu kepunyaannya. ” Ungkap Maek Jang lantas keluar dari ruang.

Waktu itu Maek Jong yang penasaran lihat sosok pria ada didepan pintu. Pengawal datang serta segera memanggil “Yang Mulia”, Maek Jong hentikan langkah pengawalnya, Mak Moon yang mendengar panggilan “Yang Mulia” segera melonggo serta kabur.
Pengawal juga segera mengubernya, Pa Oh juga baru keluar ruang seperti halnya tidak dapat berbuat apa-apa. Mak Moon lari sekuat tenaga menghindai sebelumnya tertangkap. Pengawal mengubernya memakai kuda dengan cepat, mendadak Mak Moon ditarik seorang yang membuatnya menjerit ketakutan.
Moo Myung memberitahukan bila ia yang menariknya lantas menyuruhnya untuk diam. Mak Moon juga dapat bernafas lega dengan mulut yang tertutup. Si pengawal mondar mandir mencari sosok pria yang lihat muka Maek Jong, namun pada akhirnya kembali pada penginapan lantaran tidak sukses menemukanya. Keduanya juga dapat bernafas lega lantaran tidak tertangkap.

Mak Moon serta Moo Myung menginap di gudang jerami, lantas Mak Mook terasa bila lihat Raja. Moo Myung kaget, Mak Moon ingat waktu pengawal memanggil " Yang Mulia. " Serta dapat mendengar dengan terang. Mak Myung mengartikan bila didalam ibukota, Raja tidur dimanapun.
“Kenapa Raja tidur di penginapan serta bukanlah di istana? Kau begitu frustasi. ” Ejek Moo Myung tidak percaya
“Hei.... Saya memberitahumu bila memanglah benar.... Dia tampak... Ah.. Bagaimana saya mengatakannya? Dia tampak seperti halnya umumnya... Raja. ” Kata Mak Moon, Moo Myung segera memukulnya terasa topiknya itu tentu tengah bercanda.
Moo Myung fikir yang didengar topiknya itu bukanlah " Yang Mulia. " Serta mengusulkan untuk memukulnya supaya membuatnya sadar. Mak Moon mengakui bila ia bersungguh-sungguh. Moo Myung tidak ingn membahasnya memohon supaya Mak Myung memberi kalung itu kepadanya. Mak Moon binggung mengapa mesti memberikanya.
Moo Myung fikir mungkin saja orang itu bakal mencarinya lantaran sangat tinggi serta mencolok jadi bakal mencari lewat kalungnya. Mak Moon juga bertanya nasibnya kelak. Moo Myung memberitahukan Waktu matahari terbit, mengajak berjumpa didepan Okta itu.

Besok paginya, Moo Myung jalan ke pasar mencari tahu mengenai kalung Mak Moon, Apakah tahu suatu hal mengenai kalung ini serta selalu mencari untuk temukan satu panduan. Waktu itu teringat kembali dengan jalan yang dilewati sebelum ini, ia teringat waktu itu membantu A Ro yang memohon supaya mengambilkan sepatu untuk dia, lantas memujinya begitu tampan. Moo Myung pernah tersenyum bahagia serta kembali wajahnya serius untuk mencari yang memiliki kalung Mak Moon.

Malam hari
Seperti halnya satu tempat pertemuan beberapa bangsawan dizaman Silla. Mak Moon berdiri melongggo lihat beberapa pria tampan serta wanita tengah berkumpul berbarengan. Sebagian wanita seperti halnya mengajak beberapa pria masuk kedalam serta Mak Moon tersenyum seperti halnya mengharapkan dapat di ajak masuk oleh beberapa Gisaeng.
Waktu itu ia lihat A Ro yang jalan dengan seseorang wanita serta memandang ke arah lehernya bila kalung yang dipakainya begitu serupa dengan kepunyaannya. Mak Moon berupaya mengikutinya serta menginginkan masuk kedalam, namun dua pengawal telah menghadangnya untuk tidak masuk, A Ro pernah menengok serta masuk kedalam ruang. Maek Moo menyampaikan mesti ajukan pertanyaan tentang kalungnya.

Pertunjukan tarian serta masuk juga diawali, mereka mulai menari-nari seperti halnya satu club dizaman Silla. Seseorang wanita berteriak bila Ban Ryu pria memiliki rambut panjang dang berdiri tegang datang masuk kedalam ruang, kemudian mereka juga berteriak bila Soo Ho juga datang. Pria berlesum pipit juga tersenyum pada semuanya wanita yang menatapnya. Ban Ryu yang jalan didepanya lihat Soo Ho yang datang dibelakangnya.
“Apakah ada satu langkah tidak untuk lihat berwajah? Lihat dia membuatku menginginkan memuntahkan... semuanya yang saya makan. ” Keluh Soo Ho sinis
“Melihat mereka berdampingan, Soo Ho tentunya tampak tambah baik. Serta Sudah pasti. Itu tak perlu disebutkan lagi. ” Ungkap seseorang wanita berkomentar, Soo Ho juga tersenyum bangga lantaran memperoleh pujian.
“Tidak mungkin saja... Ban Ryu... yaitu yang paling baik di antara beberapa bangsawan paling baik. ” Ungkap wanita lainya, Mereka juga semuanya terasa bila Ban Ryu betul-betul yang paling baik. Soo Ho yangmendengarnya mulai mengumpat bila ini begitu menyebalkan.

Sesaat Maek Jong duduk sendirian dalam ruang dengan lihat bayangan berwajah digelas. Sebagian wanita telah berkumpul seperti halnya tidak sabar menanti, hingga pada akhirnya seseorang wanita datang menyampaikan bila Ini yaitu saat yang dinanti-nantikan oleh beberapa wanita, yakni Saat untuk menjahit memohon A Ro yang diduduk dibelakangnya mulai menjahit.
“Oke, bila demikian... Haruskah saya mengambil satu jarum? ” ungkap A Ro dengan muka serius.

Waktu itu di luar tampak sebagian orang memasukan sebagian makanan serta minuman kedalam, Mak Moon juga mencari peluang supaya dapat masuk kedalam ruang dengan membawakan sekotak minuman dalam guci. Ah Ro mulai menceritakan pada semuanya wanita dengan muka serius.
“Dia dibutakan oleh kecemburuannya serta hatinya tengah terbakar. Menghimpit semangatnya dengan kuat, jadi dia sepakat untuk menggunakan malam yang panas ditempat terpencil, Di dalam malam... Di Najeong.. ” Ucap A Ro.
Maek Jong dapat menndengar dari ruang samping cuma dapat menahan tawan mendengarnya, sesaat So Ho dkk melonggo tahu tempatnya di Najeong, lantas ajukan pertanyaan Di mana Park Hyeokgeose lahir. So Ho terasa ini Sungguh narasi yang mengagetkan Untuk memakai tempat menakutkan seperti halnya itu.

Sesaat tiga rekan Ban Ryu tertawa mendengarnya, Kang Sung berkomentar bila mesti minum hingga menuangkan sebagian dibeberapa tempat nanti. Dengan tawa menghina bila Ceritanya cukup bagus serta dapat lihat sebelum ini, serta berwajah juga cukup bagus. Ban Ryu cuma diam dengan membaca kertas didepanya.
Alkohol mereka juga habis serta rekan satunya menginginkan mengambilnya, Ban Ryu segera menyuruh Kang Sung untuk pergi mengambilkanya, Kang Sung binggung mengapa ia yang perlu mengambilkanya. Ban Ryu ajukan pertanyaan warna jubah dari bapak Kang Sung.
“Itu tentu biru lantaran dia yaitu petinggi tingkat enam. Bapak tiriku yaitu petinggi paling tinggi serta ayahku yaitu tingkat tiga. Bapak Gi Bo serta Shin yaitu petinggi tingkat lima serta empat. Jadi Sudah pasti, warna jubah mereka yaitu burgundy. Cuma lantaran kita berkumpul berbarengan, Kau semestinya tak memikirkan kalau kauu sama. ” Kata Ban Ryu, Kang Sung seperti halnya menahan amarah lantas keluar dari ruang.

Moo Myung pergi menjumpai Joo Ki dicafenya, ajukan pertanyaan apakah tak pernah lihat kalung itu sebelum ini, Joo Ki terasa tampak cukup akrab serta mengingat-ngingat di mana pernah lihat itu sebelum ini. Moo Myung memohon supaya Joo Ki dapat memikirkan lebih keras lagi.
“Dia satu diantara yang tertinggi atau yang terendah. Itu begitu membingungkan. ”gumam Joo Ki lihat tampilan Moo Myung lantas mengakui tak meyakini dengan kalung yang di lihatnya.
“Dia tentunya buruk. Mengapa juga dia kenakan itu dikepalanya? ” gumam Joo Ki yang tidak lihat muka Moo Myung dengan rasa meyakini.
“Jika anda meninggalkan itu bersamaku, jadi saya dapat mencari tahu. Kau dapat meninggalkannya. ” Ucap Joo Ki terdengar licik
Moo Myung mengangkat sediki topinya, Joo Ki bergumam bila sangkaanya salah lantaran Moo Myung tampak tampan. Moo Myung menyatakan lantaran ini bukanlah kepunyaannya namun yaitu barang bernilai punya rekanku, jadi tak dapat meninggalkannya serta memohonnya supaya mencari dengan baik. Jadi dika temukan siapa saja yang tahu barang ini...

Mak Moon sukses masuk serta cuma dapat melonggo lihat wanita cantik dengan pria tampan, lantas coba mengintip dari celah pintu serta lihat sosok A Ro tengah menceritakan di dalam ruang.
“Menghirup hawa dingin Najeong di dalam malam, dia berusaha untuk menentramkan hatinya yang terbakar. ” Narasi A Ro penuh semangat, sesaat Mak Moon meyakini bila kalung yang dipakain A Ro sama juga dengan yang dipunyainya.
Mendadak Kang Sung yang geram membawa satu gelas minuman, Mak Moon jalan mundur tidak memandangnya serta bikin menjatuhkan gelasnya. Kang Sung lihat baju serta muka Mak Moon ajukan pertanyaan siapa pria itu, Mak Moon tampak binggung serta menginginkan menyentuh Kang Sung supaya bersihkan baju yang terserang minuman.,
“Kau bukanlah datang dari sini, kan? Perlihatkan padaku ijin masukmu” ucap Kang Sung, Mak Moon milih untuk jalan pergi, namun Kang Sung dengan cepat menahanya.
“Kau tak dapat menyampaikan siapa ‘kan? Apakah kau tidak paham tengah ada di mana? ” ucap Kang Sung, Mak Moon memohon supaya Kang Sung melepaskanya.
“Aku tengah terasa jengkel, jadi terasa mujur. ” Ungkap Kang Sung dengan memelintir tangan Mak Moon.

A Ro masihlah menceritakan bila Tiap-tiap detik merasa seperti halnya 1, 000 th.. Pria itu tengah terbakar nafsu. serta menginginkan melompat masuk, namun nyaris tak dapat memegangnya serta berupaya menahannya... Selekasnya sesudah wanita itu datang, dia menariknya masuk dalam rimba Najeong.
“Dia melemparkannya ke pohon pinus... serta menahannya dengan tangannya. Lantas dia menyampaikan, " Kau... membuatku bergairah” Dua orang bernafsu sama-sama berciuman... serta pada akhirnya, tanpa ada kesangsian... ” kata A Ro seperti halnya buka pakaian serta bikin semuanya wanita menjerit.
Sesaat di luar, Kang Sung seperti halnya tengah melampiaskan amarahnya dengan memukul Mak Moon berulang-kali. Soo Ho keluar dari ruang tampak jengkel lantaran berlangsung kegaduhan ketika di klimaksnya, lantas dengan sinis lihat itu yaitu si sampah Ban Ryu. Pada akhirnya Ban Ryu keluar dari ruang ajukan pertanyaan apa yang berlangsung pada topiknya.
“Dasar Sialan. Dari semuanya keberuntungan, Saya mesti melihatmu 2 x dalam satu hari. ” Keluh Soo Ho sinis
“Jika kau kekurangan keberuntungan, sekurang-kurangnya kau mempunyai keberuntungan yang bagus. Janganlah menyentuhku... bila kau ingin pulang kerumah dengan muka utuh. ” Ucap Ban Ryu memperingatinya, Soo Ho menginginkan melawan namun dua topiknya menahanya.

Salah seseorang wanita lari masuk kedalam ruang memberitahukan tahu semuanya wanita bila Soo Ho serta Ban Ryu tengah bertarung. Mereka juga bergegasl pergi untuk memandangnya lantaran tak dapat ketinggal pertarungan yang bagus. A Ro cuma dapat melonggo lantaran ditinggalkan demikian saja.
Mendadak Maek Jong masuk kedalam ruang serta lilin yang menerangi ruang segera mati, A Ro tampak ketakutan serta cuma tutup matanya dengan jalan mundur. Maek Jong heran, apa yang bakal dikerjakan hingga A Ro tutup matanya. A Ro ajukan pertanyaan siapa pria yang datang ke kamarnya.
“Kau bertanya Siapa saya? Apakah itu utama sekarang ini? ” ucap Maek Jong, A Ro segera tutup tubuhya dengan mata selalu tertutup.
“Sayang sekali. Itu sesudah 4 hari. ” Ungkap Maek Jong, A Ro ajukan pertanyaan apa tujuannya itu. Maek Jong juga memohon supaya A Ro selekasnya buka matanya. A Ro ajukan pertanyaan mengapa lakukan hal semacam ini.
“Kau bertanya mengapa? Lantaran di sini begitu gelap. Ini terpencil serta tempat yang bagus. Lantas Apa yang berlangsung setelah itu? ” kata Maek Jong menarik pinggang A Ro supaya lebih dekat, A Ro juga buka mata serta memandangnya dalam-daama.,

Kang Sung mencapai kepala Mak Moon yang telah berdarah, memberitahukan bila pria ini tak mempunyai ijin masuk jadi bukanlah kejahatan untuk membunuh seseorang pria tanpa ada ijin masuk. Ban Ryu memandang Mak Moon yang telah tergeletak tidak berdaya.
“Jadi saya mungkin saja dapat membunuh tikus ini, kan? Apa Kau tak menghormati system martabat Bangsawan Silla serta berani merangkak ke sini? Tikus sepertimu... mesti mati seperti halnya tikus jalanan. ” Ucap Kang Sung telah siap dengan pedangnya.
Waktu itu satu daun terlempar ke arah kepaal Kang Sung, Kang Sung berteriak geram pada orang yang berani melempar pada kepalanya. Moo Myung masuk dengan topi capingnya, menyampaikan yakin hidup adalah keberuntungan, namun menurut dia Kang Sung tak mujur hari ini, dengan mengambil serta dadu serta mengangkat topinya. Kang Chul ajukan pertanyaan siapa pria itu.
“Kau sejenis masalah. ” Ungkap Moo Myung, Kang Sung kembali ajukan pertanyaan siapa pria yang berani datang ke tempat bangsawan.
“Ini Bukanlah masalahmu. ” Ucap Moo Myung lantas bertanya kondisi Mak Moon yang tergeletak. Mak Moong menyampaikan bila ia baik-baik saja. Moo Myung menyampaikan bila ia yg tidak baik-baik saja.
Pertarungan juga diawali, Moo Myung dapat mengambil pedang yang ada ditangan Kang Sung. So Ho yang memandangnya terasa bila itu tidak jelek. Moo Myung bikin lingkaran di lantai dengan pedangnya, pernah bikin semuanya wanita ketakutan.
“Jika hukummu yaitu membunuh beberapa orang yang masuk dalam ibukota, jadi hukumku yaitu memukul bangsawan yang melalui garis ini. Bila kau menginginkan membunuhnya, jadi lalui garis ini. Saya bakal menghadapimu. ” Tegas Moo Myung tidak kenal takut.

Bersambung ke Sinopsis Hwarang The Beginning Episode 2

Advertisemen

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Drama Korea - All Rights Reserved - Distributed By Artworkdesign - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger